Beberapa bulan yang lalu Orange Pi merilis ke pasaran Orange Pi SBC yang kemudian disebut sebagai Orange Pi PC. Komputer papan tunggal yang bersifat open source dan tersedia dengan harga 15 usd.
Orange Pi PC ditenagai dengan mikroprosesor AllWinner H3 Quad-core Cortex-A7 H.265/HEVC 4K CPU, GPU Mali400MP2 yang bekerja pada 600MHz dan mendukung OpenGL ES 2.0, 1GB DDR3 yang dibagi dengan GPU, konektor Ethernet RJ45, dan sebuah slot MMC /TF card .
Sebagai tambahan Orange Pi, dilengpai dengan konektor masukan CSI untuk kamera, sebuah microphone, dan 3.5 mm jack. Sebuah port HDMI dan 3 port USB 2.0 serta satu port USB 2.0 OTG port. 40 pin header GPIO nya kompatibel penuh dengan Raspberry Pi B+ dan Raspberry Pi 2.
Berhadapan dengan pesaingnya, Raspberry Pi 2, Orange Pi PC hadir dengan dukungan untuk menjalankan distribusi GNU/Linux Ubuntu dan Debian hingga android, sama seperti yang bisa dilakukan oleh Raspberry Pi dan Banana Pi.
Apa yang bisa dilakukan Orange Pi?
Orange Pi adalah Single Board Computer layaknya Raspberry Pi dan juga Banana Pi, sehingga kemampuan yang dimiliki secara umum adalah sama, yaitu untuk general purpose computer, multimedia, hingga robotik. Dengan harga yang dibanderol hanya 15 USD (berkisar 200 ribuan rupiah, bandingkan dengan raspberry Pi yang dijual 500 ribuan rupiah di indonesia), Orange Pi sepertinya patut diperhitungkan,
Namun dalam membeli sebuah produk tentu harga bukanlah satu -satunya faktor yang dijadikan alasan pembeli. Salah satu titik lemah dari Orange Pi menurut saya adalah masih belum matangnya komunitas dan dokumentasi yang ada sehingga tentu bagi para pemula akan “sedikit” kesulitan menemukan solusi jika mengalami kendala terhadap komputer satu papan ini. Namun bagi mereka yang ingin mencoba alternatif lain yang lebih murah dari raspberry pi dan memang memiliki kegemaran untuk mengoprek, Orange Pi layak untuk dicoba